Rabu, Disember 21, 2011

[PENIPUAN] KISAH PENGEMIS BUTA YAHUDI DAN RASULULLAH

Bismillah,
Kalau kita googling di internet dan mencari artikel tentang kisah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan pengemis buta, maka masya Allah, banyak sekali website/blog yang menukil artikel ini.

Cubalah kita tuliskan di Google kalimat ‘kisah pengemis buta Yahudi dan Rasulullah’, maka akan BANYAK muncul tulisan yang dimaksud. Dalam cerita itu, ditunjukkan betapa mulianya akhlak Rasulullah kepada seorang pengemis buta Yahudi, yang sentiasa mencela dan mengejeknya.

Namun, tidak satupun website/blog yang kita jumpai tersebut mencantumkan sumber rujukan ilmiyah dari artikel tsb, itu kisah perawinya siapa? berasal dari kitab mana? oleh siapa? dst..dst

Bukankah akhlak Nabi memang bagus ?
Betul sekali. Akan tetapi, bagusnya akhlak Nabi itu, tidak menjadi hujah bahawa kisah yang sudah terlanjur terkenal itu adalah sah datangnya dari sisi Rasulullah.

Apa sebabnya? Sebabnya, tak lain tak bukan, karena kisah ini TIDAK ADA yang menukil siapa periwayatnya. Tercantum dalam kitab hadis mana, siapa perawinya, dan yang paling penting, siapa yang mensahihkannya!

Mengapa ini penting?
Ya, ini sangat penting. Kerana apa? kerana ada hadis yang sahih datangnya dari Nabi, yang mengancam siapa saja yang berdusta atas nama beliau, maka diperintahkan kepadanya, untuk mengambil tempat duduknya di neraka. Wal iyadzubillah.

Dari Abdullah bin az-Zubair radhiyallahu’anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّداً فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ.

“Barangsiapa berdusta atas (nama)ku dengan sengaja, maka hendaklah ia mengambil tempat duduknya dari Neraka.” “Barangsiapa yang berdusta atas namaku maka hendaknya dia mengambil tempat duduknya di neraka.” (HR. Bukhari, lihat al-Jam’u Baina ash-Shahihain, hal. 8 )

عَنْ عَلِيٍّ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لاَ تَكْذِبُوْا عَلَيَّ، فَإِنَّهُ مَنْ يَكْذِبُ عَلَيَّ فَلْيَلِجِ النَّارَ.

"Dari ‘Ali, ia berkata: “Telah bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Janganlah kamu berdusta atas (nama)ku, karena sesungguhnya barangsiapa yang berdusta atas namaku, maka pasti ia masuk Neraka.’” [HSR. Ahmad (I/83), al-Bukhari (no. 106), Muslim (I/9) dan at-Tirmidzi (no. 2660)]

عَنْ الْمُغِيْرَةِ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ كَذِباً عَلَيَّ لَيْسَ كَكَذِبٍ عَلَى أَحَدٍ فَمَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّداً فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ.

"Dari Mughirah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: “Telah bersabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam: Sesungguhnya berdusta atas (nama)ku tidaklah sama seperti berdusta atas nama orang lain. Barangsiapa berdusta atas (nama)ku dengan sengaja, maka hendaklah ia mengambil tempat duduknya dari Neraka.” [ HSR. Al-Bukhari (no. 1291) dan Muslim (I/10), diri-wayatkan pula semakna dengan hadits ini oleh Abu Ya’la (I/414 no. 962), cet. Darul Kutub al-‘Ilmiyyah dari Sa’id bin Zaid

Kenapa dituduh berdusta atas nama Nabi pula?
Kalau yang diceritakan atau dikisahkan itu, tidak ada sumbernya dari sisi Nabi, apakah tidak disebut berdusta namanya?

Hal ini dapat kita tinjau dari dua sisi :

1. Dari sisi kisah pengemis buta Yahudi itu misalnya, patutkah sahabat Abu Bakar Ash Shiddiq, yang berkata benar, melakukan kebohongan di depan pengemis tersebut, sementara beliau digelari Ash Shiddiq, yakni orang yang berkata benar?

Ketika Abu Bakar radhiallahu 'anhu mulai menyuapinya, si pengemis marah sambil berteriak, “siapakah kamu ?”. Abu Bakar radhiallahu 'anhu menjawab, “aku orang yang biasa”. “Bukan !, engkau bukan orang yang biasa mendatangiku”, jawab si pengemis buta itu.

Patutkah tuduhan yang demikian, dialamatkan orang yang terbaik dimuka bumi, setelah para anbiya dan mursalin?

Maka itu, sungguh, kisah tersebut, meski di satu sisi nampak baik (dengan menceritakan akhlak Nabi), namun terselit didalamnya kalimat tuduhan yang dalam kepada sahabat Abu Bakar. Kisah yang diceritakan dari satu blog ke blog lainnya, akan tetapi, tidak pernah disebutkan siapa perawi hadisnya, dan (yang paling penting) sah atau tidaknya kisah ini!

2. Dari sisi periwayatan, Jika perbuatan tersebut dilakukan setiap hari oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam DI PASAR, maka seperti kita ketahui, pasar adalah tempat umum, dan tempat berkumpulnya orang banyak.

Apakah mungkin perbuatan Nabi yang dilakukan setiap hari dan ditempat umum dan dikatakan terus dilakukannya sampai akhir hayatnya ini tidak disaksikan oleh banyak shahabatnya?

Jika ya, disaksikan oleh orang banyak dan para shahabat Nabi, maka SEHARUSNYA kisah ini derajatnya adalah mutawattir dan SHAHIH bukan?

Lalu kenapa para shahabat tidak ada yang meriwayatkan kisah ini?
Dan jika kisah ini mutawatir, kita ber husnuzhon, seharusnya kisah ini ada dalam shahih Bukhari dan Muslim.
Tapi ternyata tidak ada di kitab tsb.
Dan ternyata juga tidak dijumpai di kitab2 kutub as sit'ah (Bukhari, Muslim, Abu Daud, AT Tirmidzi Ibnu Majah, An Nasaa-i) atau di Al Mustadrak Imam Al Hakim atau kitab2 musnad dan musanaf.

ITU ERTINYA APA?
Ini kisah tidak jelas asal usulnya, kisah samar2, yang didustakan atas nama Nabi shallallahu 'alaihi wa salam.

Maka…hendaknya siapa saja yang tahu sah/tidaknya akan kisah ini, sebaiknya mencantumkannya diambil dari mana dan sah/tidaknya kisah tersebut. Jika tidak, maka takutlah kepada sabda Nabi, sebagaimana telah tercantum diatas

Bagi yang tahu sumber cerita Rasullullah ini secara Sahih, mohon diberi tahu kepada saya, agar kita tidak terjebak dalam dusta dan neraka.

Wallahu a’lam

Read more: http://abuayaz.blogspot.com/2011/12/kedustaan-kisah-pengemis-buta-yahudi.html#ixzz1hAZBqgex